Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Dalam menghadapi suatu hal yang mengharuskan kita untuk mengambil keputusan pasti akan ditemui, khususnya didalam lingkungan sekolah. Hal ini yang membuat saya untuk membuat rencana kedepannya apabila saya menghadapi hal yang demikian yaitu saya akan memikirkan dengan matang sebelum mengambil keputusan tersebut dengan memerhatikan sembilan  langkah pengujian keputusan, untuk mendapatkan keputusan yang tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.   Dengan pengambilan keputusan yang adil dan tidak mementingkan ego, maka dapat saya ukut keefektivitasnya dengan cara keputusan tersebut tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Dalam hal upaya pengambilan keputusan tersebut, yaitu yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, maka saya memerlukan bantuan dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru senior, dan juga orangtua murid. Cara pengambilan keputusan ini akan saya implementasikan pada saat ditemui adanya dilema etika atau etika moral yang terjadi di lingkungan se...

TIRTA Sebagai Model Coaching

  TIRTA dikembangkan dari satu model umum   coaching   yang dikenal sangat luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu   GROW   model .   GROW   adalah kepanjangan dari   G oal,  R eality,  O ptions   dan   W ill . Pada tahapan 1)   G oal   (Tujuan):   coach   perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai   coachee   dari sesi   coaching   ini, 2)   R eality   (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri   coachee , 3)   O ptions  (Pilihan):   coach   membantu   coachee   dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi. 4)   W ill   (Keinginan untuk maju): komitmen   coachee   dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya. Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan  coac...

Lima Teknik Mendengarkan Aktif

Gambar
  5 Teknik mendengarkan aktif 1. Memberikan perhatian penuh pada lawan bicara kita dalam menyampaikan pesan.  Pesan yang disampaikan bisa terkomunikasikan secara verbal maupun non-verbal. Karenanya, sebagai  coach  kita perlu fokus dan komitmen diri pada awal sesi  untuk hadir sepenuhnya selama  coaching  berlangsung . 2. Tunjukkan bahwa kita mendengarkan. Bahasa tubuh dan respon kita dapat secara efektif menyampaikan pesan kepada lawan bicara kita bahwa kita memperhatikan setiap pesan yang disampaikan. Contoh bahasa tubuh dan respon kecil yang menunjukkan bahwa seseorang mendengarkan secara aktif: Respon singkat – ‘oh’ , ‘iya’, ‘hm…” Anggukan kecil – tanda mengerti apa yang disampaikan Raut wajah positif – senyum Kontak mata – jaga kontak mata Postur tubuh – condong ke arah rekan bicara kita dan hindari melipat tangan di depan dada Gerakan tubuh – hindari menggoyangkan jari atau kaki 3. Menanggapi perasaan dengan tepat Nada positif dan berikan afirmas...

Pengertian Coaching

  A. Konsep  Coaching  dalam Konteks Pendidikan Pengertian Coaching Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, Untuk mengawali proses memahami konsep coaching ini, mari kita simak ilustrasi berikut: Pak Amir adalah seorang pengemudi kendaraan di Kota Tangerang. Saat ini, ia mengantarkan Pak Handoko ke tempat tujuannya. Ternyata jalanan macet dan Pak Handoko tampak panik mengingat acaranya yang akan segera dimulai. Pak Amir mengajak Pak Handoko berdiskusi dan berdialog untuk menentukan alternatif jalan yang pernah ditempuh sebelumnya. Pak Amir bertanya mengenai pengalaman yang dimiliki Pak Handoko terhadap pilihan2 jalan alternatif tersebut.  Kemudian Pak Amir membantu Pak Handoko untuk melakukan analisis dari setiap jalan alternatif  yang memungkinkan diambil  agar bisa lebih cepat sampai ke tujuan. Dengan berbagai pertimbangan, Pak Handoko akhirnya memutuskan untuk memilih satu jalan yang ia yakini lebih cepat dan lancar. Ternyata keputusan yang diambil Pak Handoko t...

PSE berbasis Kesadaran Penuh (Mindfulness) dalam mewujudkan Kesejahteraan Hidup (Well-Being)

Gambar
  C. PSE (Pembelajaran Sosial dan Emosional) berbasis Kesadaran Penuh (Mindfulness) dalam mewujudkan Kesejahteraan Hidup (Well-Being) Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis kesadaran penuh yang dilakukan secara terhubung, terkoordinasi, aktif, fokus, dan eksplisit diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan hidup ( Well-being ) ekosistem sekolah. Pertama-tama, mari kita bahas mengenai well-being. Menurut kamus Oxford English Dictionary,  well-being  dapat diartikan sebagai kondisi nyaman, sehat, dan bahagia. Well-being (kesejahteraan hidup)  adalah sebuah kondisi individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya. Gambar: Hubungan Mindfulness dan Kompetensi Sosial Emosio...

Kesadaran Penuh (Mindfulness)

  B. Kesadaran Penuh (Mindfulness) Kesadaran penuh ( mindfulness ) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan ( The awareness that arises when we pay attention, on purpose, in the present moment, with curiosity and kindness ). Ada beberapa kata kunci, yaitu: kesadaran (awareness), perhatian yang disengaja (on purpose), saat ini (present moment), rasa ingin tahu (curiosity) dan kebaikan hati (compassion). Artinya ada keterkaitan antara unsur pikiran (perhatian), kemauan (yang bertujuan), dan rasa (rasa ingin tahu dan kebaikan) pada kegiatan (fisik) yang sedang dilakukan.  Kesadaran penuh ( mindfulness ) muncul saat seorang sadar sepenuhnya pada apa yang sedang dikerjakan dengan pikiran terbuka, atau dalam situasi yang menghendaki perhatian yang penuh. Misalnya, seorang anak yang terlihat ...

Pembelajaran Sosial dan Emosional

   A. Pembelajaran Sosial dan Emosional Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan: memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri) menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri) merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial) membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi) membuat keputusan yang bertanggung jawab.  (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

Kunci Untuk Pemenuhan Kebutuhan Murid

Pembelajaran merupakan suatu bentuk kegiatan untuk memberikan penjelasan suatu materi supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Namun bagaimana jika kita haru memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam? Misalnya saja, didalam satu kelas ada terdapat 20 murid yang memiliki perbedaan kebutuhan belajar, apakah kita harus menggunakan 20 strategi pembelajaran? tentu saja tidak. Maka dari itu muncul sebuah solusi dari permasalahan tersebut, yaitu dengan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal ( common sense ) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan murid yang beragam itu, kita perlu melakukan pemetaan terhadap kebutuhan murid, sehingga akan didapat hasil berupa kebutuhan belajar murid yang dominan dengan audio, visual, atau audio visual. Dengan begitu kita dapat dengan mudah mengelompokkannya dalam proses pembelajaran didalam kelas. Pembelajaran berdiferensiasi dapat...

Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Dengan Budaya Positif

Gambar
Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Dengan Budaya Positif Pendidikan merupakan awal mula berkembangnya suatu peradaban. Dengan adanya pendidikan, manusia sebagai makhluk sosial menjadi paham dan mengetahui seluk beluk kehidupan. Tidak hanya itu, melalui pendidikan semua persoalan yang ada dapat ditemukan jalan keluarnya karena pendidikanlah yang melatih akal pikran manusia untuk berkembang dan memperbaiki budi pekerti pula. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Jadi, pendidikan adalah pembelajaran akan segala aspek kehidupan yang secara turun temurun diwariskan sehingga ilmu pengetahuannya tidak akan hilang dengan cara pengajaran, pelatihan,atau penelitian. Bapak Ki Hadjar Dewantara sendiri memiliki filosofi dalam dunia pendidikan. Filosof...

Contoh Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan Belajar

Gambar
  Berikut ini adalah contoh Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan Belajar ( Readiness ):

Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Murid

  Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul  How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom   menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.  Ketiga aspek tersebut adalah: Kesiapan belajar ( readiness ) murid Minat murid Profil belajar murid Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).

Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

  Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal ( common sense ) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan: Kurikulum yang memiliki  tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.  Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya. Bagaimana guru menanggapi atau   merespon kebutuhan belajar murid nya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda. Bagaimana mereka menciptakan  lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar  dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya. Manajemen kelas y...

GLOSARIUM untuk Modul 2

  Glosarium Daring Merupakan akronim (singkatan) dari dua kata: “dalam” dan “jaringan”. Dalam Bahasa Inggris, berarti “ online ”. Diagram Frayer Grafik visual yang dikembangkan oleh Dorothy Frayer untuk membantu murid dalam mendefinisikan konsep atau kosakata. Diagram ini dibagi menjadi empat bagian: definisi, karakteristik, contoh dan bukan contoh.  Diferensiasi Konten Diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum.  Diferensiasi Produk Merujuk pada strategi memodifikasi produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari. Diferensiasi Proses Merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi ( content ) materi. Kesiapan belajar ( Readiness) Kapasitas atau kesiapan murid untuk mempelaj...