Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

SEGITIGA RESTITUSI

Gambar
 Berikut segitiga restitusi Sisi 1. Menstabilkan Identitas/Stabilize the identity Bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang yang gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses. Anak yang sedang mencari perhatian adalah anak yang sedang mengalami kegagalan. Dia mencoba untuk memenuhi kebutuhan dasarnya namun ada benturan. Kalau kita mengkritik dia, maka kita akan tetap membuatnya dalam posisi gagal. Kalau kita ingin ia menjadi proaktif, maka kita harus meyakinkan si anak, dengan cara mengatakan kalimat-kalimat ini: Berbuat salah itu tidak apa-apa. Tidak ada manusia yang sempurna Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu. Kita bisa menyelesaikan ini. Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan ini. Kamu berhak merasa begitu. Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri? Kalau kita mengatakan kalimat-kalimat diatas, akan sangat sulit, bahkan hampir tida...

RESTITUSI Sebuah Cara Menanamkan disiplin positif Pada Murid

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)  Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).  Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah. Penekanannya bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk menyenangkan orang lain atau menghindari ketidaknyamanan, namun tujuannya adalah menjadi orang yang menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka percayai.  Sebelumnya kita telah belajar tentang teori kontrol bahwa pada dasarnya, kita memiliki motivasi intrinsik.   Melalui restitusi, ketika murid berbuat salah, guru akan menanggapi dengan cara yang memungki...

Contoh Lima Posisi Kontrol

  Di bawah ini adalah contoh peragaan yang dikutip dari Yayasan Pendidikan Luhur (2007) di mana ada seorang murid yang melanggar suatu peraturan sekolah. Selanjutnya ada dialog antara seorang guru dengan murid tersebut, serta bagaimana guru tersebut menjalankan disiplin dengan menggunakan kelima posisi kontrol untuk kasus yang sama:  Adi yang terlambat hadir di sekolah. Penghukum  (Nada suara tinggi, bahasa tubuh: mata melotot, dan jari menunjuk-nunjuk menghardik): “Terlambat lagi, pasti terlambat lagi, selalu datang terlambat, kapan bisa datang tepat waktu?”  Tanyakan kepada diri Anda: Bagaimana perasaan murid bila guru berbicara seperti itu pada saat muridnya datang terlambat?   Akibat: Kemungkinan murid marah dan mendendam atau bersifat agresif. Bisa jadi sesudah kembali duduk, murid tersebut akan mencoret-coret bukunya atau meja tulisnya. Lebih buruk lagi, sepulang sekolah, murid melihat motor atau mobil bapak/ibu guru dan akan menggores kendaraan terse...

Lima Posisi Kontrol

Berikut ini akan disampaikan suatu model disiplin yang berpusat pada murid, yang dikembangkan oleh Diane Gossen dengan pendekatan Restitusi, yang disebut dengan   5 Posisi Kontrol . Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline (1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam ruang-ruang kelas kita selama ini. Apakah telah efektif, apakah berpusat memerdekakan dan memandirikan murid, bagaimana dan mengapa? Melalui serangkaian riset dan bersandar pada teori Kontrol Dr. William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. Kelima posisi kontrol tersebut adalah Penghukum, Pembuat Orang Merasa Bersalah, Teman, Monitor (Pemantau) dan Manajer. Mari kita tinjau lebih dalam kelima posisi kontrol ini: Penghukum : Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa ...

Berpihak pada Murid

  Berpihak pada Murid Berpihak pada murid disini berarti seorang Guru Penggerak selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan perkembangan murid sebagai acuan utama. Segala keputusan yang diambil oleh seorang Guru Penggerak didasari pembelajaran murid terlebih dahulu, bukan dirinya sendiri. Segala hal yang kita lakukan, harus tertuju pada perkembangan murid, bukan pada pemuasan diri kita sendiri, maupun orang lain yang berkepentingan. Sebagai Guru Penggerak yang memiliki nilai ini, kita selalu harus mulai berpikir dari pertanyaan “apa yang murid butuhkan?”, “apa yang bisa saya lakukan untuk membuat proses belajar ini lebih baik?” dll.           Yang perlu seorang Guru Penggerak ingat, bahwa ini adalah nilai yang utama dan penting. Pada modul 1.1 kita sudah bahas bahwa filosofi utama dari Ki Hadjar Dewantara menekankan pada pemusatan orientasi pendidikan pada murid. Sebagai Guru Penggerak, mengutamakan keberpihakan pada murid adalah ped...

Inovatif

Inovatif Inovatif  berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan-gagasan baru dan tepat guna terkait situasi tertentu ataupun permasalahan tertentu. Di tengah perkembangan zaman yang semakin maju, masalah yang muncul pun juga semakin bervariasi. Untuk bisa mengatasi beragam masalah tersebut, diperlukan lah jiwa inovatif dari seorang Guru Penggerak, agar bisa datang dengan penyelesaian masalah yang mungkin tidak biasa namun tepat guna. Seorang Guru Penggerak yang mempunyai nilai inovatif ini, mampu menggunakan nilai reflektifnya dalam mengevaluasi sebuah proses ataupun masalah, dan mencari gagasan-gagasan lainnya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dibutuhkan kejelian dari seorang Guru Penggerak untuk melihat peluang/potensi yang ada di sekitarnya (baik dari guru lain, murid, kepala sekolah, orang tua murid, komunitas lainnya) untuk mendukung ide orisinal demi menguatkan pembelajaran murid. Nilai inovatif ini juga mendukung keterbukaan para Guru Penggerak ter...

GP Kolaboratif

  Kolaboratif Kolaboratif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa membangun hubungan kerja yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan yang berada di lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah (contoh: orang tua murid dan komunitas terkait) dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, seorang Guru Penggerak akan bertemu banyak sekali pihak yang mampu mendukung pencapaian Profil Pelajar Pancasila. Guru Penggerak diharapkan mampu merangkul semua pihak itu. Guru Penggerak yang menjiwai nilai kolaboratif mampu membangun rasa kepercayaan dan rasa hormat antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya, serta mengakui dan mengelola perbedaan peran yang diemban oleh masing-masing tiap pemangku kepentingan sekolah dalam mencapai tujuan bersama.   Perlu diperhatikan, kolaboratif mampu muncul dalam perilaku seperti kerjasama, berkomunikasi, memahami peran masing-masing pihak dalam suatu situasi tertentu, termasuk memberikan feedback...

Model Refleksi 5M

Model Refleksi 5M Model refleksi 5M, yang diadaptasi dari model 5R (Bain, dkk, 2002, dalam Ryan & Ryan, 2013). 5M terdiri dari langkah-langkah berikut: Merancang ulang (Reconstructing): menuliskan rencana alternatif jika menghadapi kejadian serupa di masa mendatang.

Model Refleksi 4P

  Model Refleksi 4P Ada banyak model dalam melakukan refleksi, beberapa di antaranya adalah: Model refleksi 4P merupakan model pertanyaan yang bisa kita gunakan untuk memaknai pengalaman yang sudah pernah kita rasakan sebelumnya.  Keempat langkah ini merupakan terjemahan dari 4F yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway, yaitu: Peristiwa (Facts): paparan obyektif berdasarkan pengalaman nyata atas apa yang sejauh ini telah dialami. Contoh pertanyaan: apa kendala yang saya hadapi? apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut? apakah tindakan tersebut berhasil? Perasaan (Feelings): apa yang dirasakan kini setelah mengikuti proses tersebut. Contoh pertanyaan: Apa yang saya rasakan ketika menghadapi kendala tersebut? ketika saya mencoba mengatasi kendala tersebut bagaimana perasaan saya?  Pembelajaran (Findings): apa hal paling konkrit yang dapat diambil sebagai pembelajaran dan mungkin telah membawa makna baru. Co...

GP Reflektif

  Reflektif Reflektif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa merefleksikan dan memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri serta pihak lain. Proses perwujudan Profil Pelajar Pancasila, juga perjalanan menjadi Guru Penggerak pastinya akan penuh dengan pengalaman-pengalaman yang bervariasi. Pengalaman-pengalaman ini bisa menimbulkan kesan positif maupun negatif. Dengan mengamalkan nilai reflektif, Guru Penggerak diajak untuk mengevaluasi kembali pengalaman-pengalaman tersebut, hingga bisa menjadi pembelajaran dan panduan untuk menjalankan perannya di masa mendatang.  Guru Penggerak yang memiliki nilai reflektif mau membuka diri terhadap pengalaman yang baru dilaluinya, lalu melakukan evaluasi terhadap apa saja hal yang sudah baik, serta apa yang perlu dikembangkan. Apa yang dievaluasi tentu saja beragam, bisa terhadap kekuatan dan keterbatasan diri sendiri, pendapat yang dimiliki oleh diri sendiri, proses, dll. Guru Penggerak y...

GP Mandiri

  Mandiri Mandiri berarti seorang Guru Penggerak  mampu senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya. Segala perubahan yang terjadi di sekitar kita maupun pada diri kita, muncul dari diri kita sendiri. Ketika kita hanya menunggu sesuatu untuk terjadi, seringkali hal tersebut tidak pernah terjadi. Karena itu seorang Guru Penggerak diharapkan mampu mendorong dirinya sendiri untuk melakukan perubahan, untuk memulai sesuatu, untuk mengerjakan sesuatu terkait dengan perubahan apa yang diinginkan untuk terjadi. Guru Penggerak yang mandiri, berarti guru tersebut mampu memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan baik untuk lingkungan sekitarnya ataupun pada dirinya sendiri. Hal ini terutama perlu muncul dalam aspek pengembangan dirinya. Seorang Guru Penggerak termotivasi untuk mengembangkan dirinya tanpa harus menunggu adanya pelatihan yang ditugaskan oleh sekolah ataupun dinas...

NILAI-NILAI GURU PENGGERAK

  NILAI-NILAI GURU PENGGERAK Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, di bagian A kita sudah mempelajari mengenai Profil Pelajar Pancasila yang menjadi sasaran utama dari seluruh rangkaian program pelatihan Guru Penggerak. Pada bagian B, kita juga sudah lebih memahami peran dari seorang Guru Penggerak. Pada bagian ini, kita akan mulai mengenali dan memaknai nilai-nilai dari seorang Guru Penggerak. Nilai-nilai ini yang diharapkan bisa muncul dari Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak sekalian. Nilai ini yang nantinya akan mendukung Bapak/Ibu Calon Penggerak dalam melaksanakan peran-peran Guru Penggerak, serta mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.           Nilai itu sendiri, menurut Rokeach (dalam Hari, Abdul H. 2015), merupakan keyakinan sebagai standar yang mengarahkan perbuatan dan standar pengambilan keputusan terhadap objek atau situasi yang sifatnya sangat spesifik. Kehadiran nilai dalam diri seseorang dapat berfungsi sebagai standar bagi seseorang ...

Jurnal Refleksi - Minggu 1

  Jurnal Refleksi - Minggu 1  Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Sabtu, 23 Oktober 2021 Pada dasarnya pemikiran pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara yaitu menuntun anak untuk menjadi pelajar yang merdeka, mandiri, dan bahagia ketika didalam kelas sehingga peserta didik tidak merasa terbelenggu dengan tuntutan ketercapaian minimum. Untuk pertemuan pada pekan berikutnya diharapkan saya dapat lebih aktif berpartisipasi dalam menyampaikan pendapat ataupun bertanya terkait materi yang diberikan. Pada pekan ini saya dapat memahami perlunya kerjasama kelompok yang dapat memberikan kekuatan dan juga saling melengkapi satu sama lain. 

Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

 Dalam dunia pendidikan, apakah kita sudah menerapkan sistem pendidikan yang diarahkan oleh Bapak Ki Hadjar Dewantara? seperti ing ngarso sungtulodo, ing mandyo mangun karso, tut wuri handayani? coba kita renungkan hal tersebut dengan menjawab pertanyaan berikut. Apakah intisari pemikiran KH Dewantara tentang pendidikan?   Ceritakan proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KH Dewantara? Apa yang akan lakukan agar proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KHD dapat terwujud? Dari konsep pemikiran KHD tersebut, mana yang sudah Anda terapkan? Bapak Ki Hadjar Dewantara melihat pendidikan dalam sudut pandang yang lebih tinggi, karena menurut beliau itu pendidikan tidak sekadar mentransfer ilmu melainkan mengajarkan anak tentang budi pekerti dan menjadi seseorang yang mandiri dan bermanfaat. Menurut Bapak Ki Hadjar Dewantara di dalam tulisannya menjelaskan bahwa dalam mendidik anak harus sesuai dengan usianya. Anak usia kelas 1, 2, dan 3 lebih ditekankan pada pengajaran...

Budi Pekerti

  Budi Pekerti Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Sedih merupakan perpaduan harmonis antara cipta dan karsa demikian pula Bahagia. Lebih lanjut KHD menjelaskan, keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga menjadi ruang untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan pusat pendidikan lainnya. Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak dan adik sehingga...

Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

  Kodrat Alam dan Kodrat Zaman KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan  kodrat alam  dan  kodrat zaman . Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama” KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut “ Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan ” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21) KHD hendak mengingatkan pendidik bah...

Dasar-Dasar Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara

  Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat   menuntun  tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki  laku nya (bukan dasarnya) hidup dan    tumbuh nya  kekuatan kodrat  anak” Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (k...

Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

  Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran  (onderwijs)  adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding)   memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009),    “ pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya ”. Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab ma...

MODUL PGP 1.1.a.4 Eksplorasi Konsep - Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Potret Pendidikan Indonesia Saat Zaman Kolonial. Pada dasarnya pendidikan merupakan hak bagi setiap orang. Namun pada zaman kolonial hal tersebut tidak berlaku. Pendidikan pada tahun 1854 didirikan oleh beberapa Bupati yaitu sekolah kabupaten akan tetapi hal itu hanya untuk mendidik para calon pegawai. Selanjutnya pada tahun yang sama lahirlah sekolah -sekolah bumiputera yang hanya memiliki tiga kelas, disini rakyat hanya mendapatkan pengajaran seadanya seperti membaca, menulis, dan berhitung sekadarnya saja dengan tujuan untuk membantu usaha dagang para saudagar tempat mereka bekerja. Hingga akhirnya pada tahun 1920 lahirlah perubahan dalam bidang pendidikan yang kemudian pada tahun 1922 lahirlah perguruan Taman Siswa di Yogyakarta sebagai gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa. Taman Siswa ada senagai jiwa rakyat untuk merdeka dan bebas. Namun kenyataannya saat ini kita belumlah merdeka. Ada beberapa guru yang masih mempunyai pemikiran kolot seperti jika tidak menye...

Pemikiran Ki Hajar Dewantara Dalam Pendidikan dan Pengajaran (REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN)

Guru Penggerak Modul 1.1. a.3 Modul ini saya kerjakan pada hari Sabtu 16 Oktober 2021. Modul ini adalah awal dimulainya saya dalam mengikuti pendidikan guru penggerak. #gurubergerak #indonesiamaju 1. REFLEKTIF KRITIS TENTANG PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN Ki Hajar Dewantara merupakan bapak pendidikan Indonesia yang mana beliau ini keturunan bangsawan keraton Yogyakarta. Ki Hajar Dewantara atau R.M. Suwardi Suryaningrat merupakan pahlawan pendidikan Indonesia yang senantiasa berjuang demi memerdekakan pendidikan Indonesia. Filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah guru sebagai  aktor ,  motivator , dan  f asilitator .  Menurut saya, guru sebagai aktor yaitu guru menjadi contoh dan teladan bagi peserta didik, semua tingkah laku, sifat, kebiasaan, dan penampilan dari seorang guru dapat menjadi cermin bagi peserta didiknya. Selanjutnya guru sebagai motivator. Dalam hal ini seseorang yang berprofesi sebagai guru akan selalu dip...

Perjalanan Program Guru Penggerak

Gambar
  Pengantar Program Pendidikan Guru Penggerak Perjalanan Program Pendidikan Guru Penggerak Calon Guru Penggerak menjalankan proses pendidikan selama 9 bulan yang terdiri pembelajaran daring dan pendampingan. Pembelajaran daring berlangsung selama 6 bulan dengan 3 paket modul yang wajib dipelajari oleh Calon Guru Penggerak. Pendampingan terdiri dari lokakarya dan pendampingan individu yang akan dilaksanakan setiap bulan selama 9 bulan. Sumber: SIMPKB Guru Penggerak

Guru Penggerak (5)

  Pengantar Program Pendidikan Guru Penggerak Manfaat Program Pendidikan Guru Penggerak Manfaat Pendidikan Guru Penggerak adalah sebagai berikut:  bergeraknya komunitas belajar secara berkelanjutan sebagai tempat diskusi dan simulasi agar guru dapat menerapkan pembelajaran aktif yang sesuai dengan potensi dan tahap perkembangan peserta didik ; diterapkannya pembelajaran aktif oleh guru lain di lingkungan satuan pendidikannya dan lingkungan sekitar sebagai dampak bergeraknya komunitas guru secara berkelanjutan;  terbangunnya rasa nyaman dan bahagia peserta didik berada di lingkungan satuan pendidikan; meningkatnya sikap positif peserta didik terhadap proses pembelajaran yang bermuara pada peningkatan hasil belajar; terwujudnya lingkungan fisik dan budaya satuan pendidikan yang nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik; dan terbukanya kesempatan bagi guru penggerak untuk menjadi pemimpin satuan Pendidikan Sumber: SIMPKB Guru Penggerak

Guru Penggerak (4)

  Pengantar Program Pendidikan Guru Penggerak Tujuan Program Pendidikan Guru Penggerak PGP bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan dan pedagogi guru sehingga dapat menghasilkan profil guru penggerak sebagai berikut: mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi, dan kolaborasi; memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik; merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan orang tua; mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi satuan pendidikan yang mengoptimalkan proses belajar peserta didik yang berpihak pada peserta didik dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar satuan pendidikan; dan berkolaborasi dengan orang tua peserta didik dan komunitas untuk pengembangan satuan pendidikan dan kepemimpinan pembelajaran. Sumber: SIMPKB Guru Penggerak