Pemikiran Ki Hajar Dewantara Dalam Pendidikan dan Pengajaran (REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN)
Guru Penggerak Modul 1.1. a.3
Modul ini saya kerjakan pada hari Sabtu 16 Oktober 2021. Modul ini adalah awal dimulainya saya dalam mengikuti pendidikan guru penggerak.
#gurubergerak #indonesiamaju
1. REFLEKTIF KRITIS TENTANG PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
Ki Hajar Dewantara merupakan bapak pendidikan Indonesia yang mana beliau ini keturunan bangsawan keraton Yogyakarta. Ki Hajar Dewantara atau R.M. Suwardi Suryaningrat merupakan pahlawan pendidikan Indonesia yang senantiasa berjuang demi memerdekakan pendidikan Indonesia. Filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah guru sebagai aktor, motivator, dan fasilitator. Menurut saya, guru sebagai aktor yaitu guru menjadi contoh dan teladan bagi peserta didik, semua tingkah laku, sifat, kebiasaan, dan penampilan dari seorang guru dapat menjadi cermin bagi peserta didiknya. Selanjutnya guru sebagai motivator. Dalam hal ini seseorang yang berprofesi sebagai guru akan selalu dipandang sebagai guru juga dilingkungan masyarakat tempat tinggalnya, dimanapun guru itu berada maka ia akan selalu menjadi tempat untuk mendapatkan saran, ide, dan masukan bagi orang-orang disekitarnya. Jika dilingkungan sekolah, guru akan selalu memberikan dukungan berupa moril kepada peserta didiknya supaya peserta didik akan terus menantikan kehadiran guru tersebut, karena setiap perjumpaannya selalu diselingi dengan untaian kata-kata motivasi yang mampu menusuk relung hati peserta didiknya sehingga peserta didik akan selalu merindukan hal tersebut. Kemudian, guru sebagai fasilitator. Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas tidak semua peserta didik mempunyai kemampuan yang sama, pastinya kemampuan mereka itu heterogen. Setiap apa yang diperlukan peserta didik misalnya ada materi yang belum dipahami maka peserta didik dapat menayakan materi tersebut kepada guru, karena guru itulah yang menyediakan apa yang belum dimiliki oleh peserta didik yaitu ilmu pengetahuan dan budi pekerti.
Semboyan pendidikan Indonesia yang juga berasal dari Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarso sungtulodho, ing madyo mangunkarso, tut wuri handayani. Semboyan pendidikan tersebut telah sesuai dengan sistem pendidikan di Indonesia.
Ing ngarso sungtulodho artinya didepan menjadi teladan, contohnya ketika saya selalu menyampaikan kepada peserta didik -kebetulan saya walikelas- tentang kedisiplinan dan saling menghargai satu sama lain maka saya selalu hadir ke sekolah sebelum peserta didik tiba disekolah dengan berpakaian rapih dan wangi, sampai-sampai peserta didik saya ada yang selalu memerhatikan penampilan saya ketika saya baru memangkas rambut. Selain itu saat saya berdiskusi dengan peserta didik tentang materi pelajaran maka saya selalu memosisikan diri sebagai peserta didik pula sehingga membuat mereka merasa dihargai dan saya pun tidak selalu mengggurui dalam artian tidak langsung menyalahkan pendapat dari peserta didik.
Ing madyo mangunkarso artinya ditengah memberikan motivasi. Dalam pembelajaran didalam kelas sudah tentu saya menemukan peserta didik yang memiliki semangat belajar yang berbeda. Nah, dari perbedaan itulah yang menjadi semangat saya untuk mencari tahu penyebab semangat belajar yang menurun tersebut. Maka dari itu, ketika sebelum pembelajaran dimulai maka saya selalu menyampaikan kepada peserta didik bahwa apabila dalam pembelajaran ini dapat menjawab soal dengan baik akan diberikan tambahan skor untuk keaktifan di kelas, karena pada dasarnya peserta didik saya disini selalu mengejar skor dan itu bisa menjadi motivasi mereka dalam pembelajaran.
Tut wuri handayani artinya dibelakang memberikan dorongan. Sekolah tempat saya mengajar selalu ada event rutin baik itu event tahunan maupun event tiap bulan. Contohnya saja saat ini kami akan mengadakan event peringatan hari Perserikatan Bangsa-bangsa atau di sekolah kami disebut United Nations Day. Pada event ini saya mendukung peserta didik saya untuk ikut serta karena dapat mengembanngkan bakat dan potensi dalam skill dan talenta mereka.
Menurut saya relevansinya dengan konteks pendidikan Indonesia dan di sekolah saya saat ini adalah sangat berkaitan hubungannya karena di sekolah saya pun sudah dikembangkan pendidikan yang memerdekakan peserta didik contohnya saja saat pandemi sudah mulai menyerang Indonesia dan masuk ke Kota Palembang khususnya, sekolah saya mulai berpikir untuk bagaimana caranya supaya peserta didik masih memperoleh pendidikan dan pengajaran sebagaimana mestinya, karena hak peserta didik adalah mendapat pendidikan dan pengajaran. Maka sekolah saya langsung cepat tanggap untuk menggunakan aplikasi ZOOM sebagai media pengajaran dimasa pandemi. Di sekolah saya sudah menggunakan media ZOOM sejak April 2020.
Menurut saya, saya sudah sedikit demi sedikit menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam proses pembelajaran didalam kelas, namun pada pelaksanaannya sudah barang tentu ada kendala yang dihadapi seperti ada peserta didik yang merasa dirinya terlalu diperhatikan, atau timbul kecemburuan sosial antar peserta didik, dan sebagainya.
Sebagai seorang guru, saya masih belum memiliki kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas karena masih terpaku pada kurikulum yang berlaku serta kejar target materi yang harus tuntas sebelum ujian semester dimulai. Salah satu faktornya adalah berkurangnya jam pelajaran di kelas yang disebabkan oleh kelas daring ini. Menurut saya, kemerdekaan sebagai seorang guru adalah guru dapat menyampaikan pengajaran dan pendidikan tanpa adanya kekangan dari kurikulum dan lebih banyak mengajarkan budi pekerti di kelas. Selain itu, kemerdekaan seorang guru juga bukan hanya mengajar didalam kelas melainkan juga dalam hal administrasi yang menuntut guru untuk melengkapi administrasi yang lumayan panjang alurnya demi mendapatkan persamaan dengan guru pegawai negeri.
2. HARAPAN DAN EKSPEKTASI
~ Sebagai seorang guru, saya ingin menambah dan memperbaharui pengetahuan saya tentang perkembangan pendidikan yang ada di Indonesia dan dapat saya terapkan di sekolah tempat saya mengajar. Karena program ini seharusnya juga tidak hanya bisa menguntungkan bagi guru pegawai negeri tapi bisa juga menguntungkan bagi guru honor atau guru tetap yayasan (swasta). Memang kembali lagi pada niat awal kita dalam mengikuti program ini. Namun tidak sedikit bahwa peserta dalam program ini ada yang masih berstatus honor negeri atau swasta. setidaknya bisa membantu para guru yang masih berstatus honor negeri atau swasta dalam hal administrasi untuk mendapatkan penyetaraan dengan guru yang sudah berstatus pegawai negeri.
~ Diharapkan saya mampu mengamalkan ilmu yang telah saya dapatkan pada program guru penggerak ini kepada peserta didik saya di sekolah. Sehingga saya bisa melihat perubahan yang bertahap dari peserta didik yang ada di sekolah saya. Seperti perkembangan budi pekerti dan rasa aman dan merdeka dalam belajar di kelas.
~ Kegiatan seperti ini saya harap agar lebih banyak tatap muka sehingga dapat membangun chemistry antar sesama peserta calon guru penggerak. Sehingga tidak lagi terganggu dengan kendala koneksi internet ditiap daerah dan materi dapat tersampaikan dengan baik.
~ Saya berharap mendapatkan materi terbaru untuk menambah pengetahuan dan skill saya sebagai seorang guru agar saya bisa membuat berbagai metode pembelajaran yang menarik dan beragam didalam kelas.
~ Saya harap setelah menyelesaikan modul ini bisa mendapatkan ilmu pengetahuan baru yang belum pernah ada di program-program sebelumnya. Karena saya sebaga seorang guru harus selalu memperbaharui kinerja dan juga pengetahuan untuk diterapkan dan dibagikan kepada peserta didik.
Komentar
Posting Komentar