Postingan

3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Dalam menghadapi suatu hal yang mengharuskan kita untuk mengambil keputusan pasti akan ditemui, khususnya didalam lingkungan sekolah. Hal ini yang membuat saya untuk membuat rencana kedepannya apabila saya menghadapi hal yang demikian yaitu saya akan memikirkan dengan matang sebelum mengambil keputusan tersebut dengan memerhatikan sembilan  langkah pengujian keputusan, untuk mendapatkan keputusan yang tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.   Dengan pengambilan keputusan yang adil dan tidak mementingkan ego, maka dapat saya ukut keefektivitasnya dengan cara keputusan tersebut tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Dalam hal upaya pengambilan keputusan tersebut, yaitu yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, maka saya memerlukan bantuan dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru senior, dan juga orangtua murid. Cara pengambilan keputusan ini akan saya implementasikan pada saat ditemui adanya dilema etika atau etika moral yang terjadi di lingkungan se...

TIRTA Sebagai Model Coaching

  TIRTA dikembangkan dari satu model umum   coaching   yang dikenal sangat luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu   GROW   model .   GROW   adalah kepanjangan dari   G oal,  R eality,  O ptions   dan   W ill . Pada tahapan 1)   G oal   (Tujuan):   coach   perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai   coachee   dari sesi   coaching   ini, 2)   R eality   (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri   coachee , 3)   O ptions  (Pilihan):   coach   membantu   coachee   dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi. 4)   W ill   (Keinginan untuk maju): komitmen   coachee   dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya. Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan  coac...

Lima Teknik Mendengarkan Aktif

Gambar
  5 Teknik mendengarkan aktif 1. Memberikan perhatian penuh pada lawan bicara kita dalam menyampaikan pesan.  Pesan yang disampaikan bisa terkomunikasikan secara verbal maupun non-verbal. Karenanya, sebagai  coach  kita perlu fokus dan komitmen diri pada awal sesi  untuk hadir sepenuhnya selama  coaching  berlangsung . 2. Tunjukkan bahwa kita mendengarkan. Bahasa tubuh dan respon kita dapat secara efektif menyampaikan pesan kepada lawan bicara kita bahwa kita memperhatikan setiap pesan yang disampaikan. Contoh bahasa tubuh dan respon kecil yang menunjukkan bahwa seseorang mendengarkan secara aktif: Respon singkat – ‘oh’ , ‘iya’, ‘hm…” Anggukan kecil – tanda mengerti apa yang disampaikan Raut wajah positif – senyum Kontak mata – jaga kontak mata Postur tubuh – condong ke arah rekan bicara kita dan hindari melipat tangan di depan dada Gerakan tubuh – hindari menggoyangkan jari atau kaki 3. Menanggapi perasaan dengan tepat Nada positif dan berikan afirmas...

Pengertian Coaching

  A. Konsep  Coaching  dalam Konteks Pendidikan Pengertian Coaching Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, Untuk mengawali proses memahami konsep coaching ini, mari kita simak ilustrasi berikut: Pak Amir adalah seorang pengemudi kendaraan di Kota Tangerang. Saat ini, ia mengantarkan Pak Handoko ke tempat tujuannya. Ternyata jalanan macet dan Pak Handoko tampak panik mengingat acaranya yang akan segera dimulai. Pak Amir mengajak Pak Handoko berdiskusi dan berdialog untuk menentukan alternatif jalan yang pernah ditempuh sebelumnya. Pak Amir bertanya mengenai pengalaman yang dimiliki Pak Handoko terhadap pilihan2 jalan alternatif tersebut.  Kemudian Pak Amir membantu Pak Handoko untuk melakukan analisis dari setiap jalan alternatif  yang memungkinkan diambil  agar bisa lebih cepat sampai ke tujuan. Dengan berbagai pertimbangan, Pak Handoko akhirnya memutuskan untuk memilih satu jalan yang ia yakini lebih cepat dan lancar. Ternyata keputusan yang diambil Pak Handoko t...

PSE berbasis Kesadaran Penuh (Mindfulness) dalam mewujudkan Kesejahteraan Hidup (Well-Being)

Gambar
  C. PSE (Pembelajaran Sosial dan Emosional) berbasis Kesadaran Penuh (Mindfulness) dalam mewujudkan Kesejahteraan Hidup (Well-Being) Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis kesadaran penuh yang dilakukan secara terhubung, terkoordinasi, aktif, fokus, dan eksplisit diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan hidup ( Well-being ) ekosistem sekolah. Pertama-tama, mari kita bahas mengenai well-being. Menurut kamus Oxford English Dictionary,  well-being  dapat diartikan sebagai kondisi nyaman, sehat, dan bahagia. Well-being (kesejahteraan hidup)  adalah sebuah kondisi individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya. Gambar: Hubungan Mindfulness dan Kompetensi Sosial Emosio...

Kesadaran Penuh (Mindfulness)

  B. Kesadaran Penuh (Mindfulness) Kesadaran penuh ( mindfulness ) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan ( The awareness that arises when we pay attention, on purpose, in the present moment, with curiosity and kindness ). Ada beberapa kata kunci, yaitu: kesadaran (awareness), perhatian yang disengaja (on purpose), saat ini (present moment), rasa ingin tahu (curiosity) dan kebaikan hati (compassion). Artinya ada keterkaitan antara unsur pikiran (perhatian), kemauan (yang bertujuan), dan rasa (rasa ingin tahu dan kebaikan) pada kegiatan (fisik) yang sedang dilakukan.  Kesadaran penuh ( mindfulness ) muncul saat seorang sadar sepenuhnya pada apa yang sedang dikerjakan dengan pikiran terbuka, atau dalam situasi yang menghendaki perhatian yang penuh. Misalnya, seorang anak yang terlihat ...

Pembelajaran Sosial dan Emosional

   A. Pembelajaran Sosial dan Emosional Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan: memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri) menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri) merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial) membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi) membuat keputusan yang bertanggung jawab.  (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)